Hai, aku peri kecil yang terbang di langit, bertemankan bulan.
Aku kira, jika kugenggam erat bulan itu, ia takkan pergi.
Ternyata aku salah..
justru ia tersakiti.
Berkali-kali cahaya merahnya menyala,
dan aku takut,
ia akan hilang dan tak kembali lagi.
Akhirnya, kulepaskan genggaman itu.
Kubiarkan ia melayang bebas di jagat raya,
datang dan pergi dengan anggunnya.
Pernah suatu waktu aku bertanya,
“Siapakah orang yang paling kau cinta?”
Dengan senyum lembut, ia menjawab,
“Kaulah orang yang paling kucinta, peri kecilku.”
Aku terbang menari dengan serbuk peri,
berkilau indah bak kupu-kupu
yang mengelilingi aku dan dirinya.
Tak pernah aku sebahagia ini,
meski beberapa keyakinanku harus runtuh
demi melepas genggaman yang dulu begitu erat.
Kututurkan kalimat-kalimat kasih,
yang kuharap dapat memeluknya di malam yang dingin,
dan menemaninya saat hinggap dibalik matahari.
Dan, wahai Semesta…
jika aku bisa hidup kembali,
berapa pun kalinya,
kuharap aku selalu menjadi pasangannya.


0 Comments